July 07, 2014

Just Bit(?) Story *ignore

Para pria tampan nan cantik itu, yang selalu aku pandangi di layar komputerku. Yang menari dan bernyanyi bagaikan malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk meggoyahkan keimananku. Setiap saat aku memikirkan mereka, setiap saat aku merasa bodoh hanya untuk mereka, berpikir akan bertemu dengan mereka pun akan membuatku menitikan air mata. Ya, aku memang penggila Korea! Dan aku tergila-gila akan boyband-boybandnya. Dan entah apakah tuhan salah mengirimkan karunianya atau ini memang takdir yang telah dituliskan-Nya untukku. Aku memiliki kesempatan pergi ke negeri gingseng yang dipenuhi para pageran rupawan itu, berkat membelikan pulsa ke mama yang tak pernah aku kenal aku mendapatkan hadiah yang sangat besar. Tanpa berfikir panjangan aku segera membeli sebuah tiket menuju ke korea dan memperbaharui paspor serta visaku.
          Kini aku ada di Bandara Incheon. Ini sungguh bagaikan mimpi, arsitek bangunan ini sungguh menusuk mataku akan keindahannya, aku semakin terkesan akan negara Park Jisung ini. Dengan penuh semangat, aku berjalan keluar dan memanggil taxi untuk mengatarku berkeliling, melihat pemandangan semu bagaikan keajaiban yang tertiup angin. Sesampainya di hotel yang aku ketahui dari mbah google, aku segera check in dan merebahkan diriku di tempat tidur. Namun aku tak ingin membuang waktuku menjelajahi negri ini. Aku pun menyambar mantel tebalku dan bergegas pergi meninggalkan kamar princess itu.
          Banyak drama korea yang telah aku saksikan yang memberi banyak pengetahuan mengenai negri gingseng ini , banyak pula tempat yang ingin aku kunjungi untuk meluapkan hasratku. Ada satu tempat yang sangat ingin aku kunjungi selama ini, yaitu Gunung Sorak. Meskipun tempat itu sangat jauh dari hotel tempatku menginap, teringat akan keindahan alam dan kedamaian suasananya membuatku penasaran untuk pergi kesana. Aku menggunakan taxi untuk segera menuju ke Gunung Sorak. Setelah samapai, aku harus berjalan lagi beberapa kilometer untuk mencapai taman hutan yang terkenal.
          Meskipun jarak yang harus ku tempuh begitu jauh, melihat pemukiman warga di kaki gunung dan pemandangan yang begitu indah membuat semangatku terus membara. Akhirnya aku sampai ditempat tujuan, aroma bunga yang begitu menyengat tak bisa berkompromi dengan hidungku yang dengan cepat meneteskan cairan darah. Namun itu tak menghalangi keinginanku untuk menjelajahi gunung ini dan menikmati setiap detail keindahannya.
          Hingga kicauan burung senja menyadarkanku bahwa mentari akan segera turun dari singgasananya. Malam akan segera tiba dan aku harus bergegas kembali, kecuali aku ingin melewati malam pertamaku di korea di dalam hutan di gunung mungkin tak berpenghuni. Aku segera berbalik memutar haluanku untuk mencari jalan pulang, seketika aku tercengang melihat hanya ada pepohonan dihadapanku yang semakin rindang saja jika diperhatikan. Tentu saja ada pohon, karena ini adalah hutan. Tapi benar-benar tak tahu kemana harus melangkah, aku benar-benar tak mengingat jalur yang tadi aku lewati. Dengan rasa khawatir yang menyelubungi tubuhku, aku terus mencoba berjalan tak tentu arah, mencoba menuruni gunung ini secepat mungkin. Hingga akhirnya aku melihat pemukiman warga, ini artinya aku telah sampai di kaki gunung dan hanya perlu berjalan dan mencari transportasi walaupun cukup jauh.

          Namun kini jantungku terus berdentum bagaikan bom hiroshima menyadari bahwa aku benar-benar telah lupa kemana aku harus pergi.

No comments:


\