Monolog
1 jam menjelang Ujian Sekolah
SMAN 1 Watir, tiga siswa watir sedang berbincang-bincang.
Idah :
“Ehh.. Ehh.. denger-denger guru yang
ngawas hari ini tuhh guru agama yang ganas banget itu lho”
Ijah :
“Beneran?! Yah.. gimana dong. Apalagi
sekarang pelajaran inggris peminatan sama matematika peminatan.. hwaaa ga
minat!!”
Inem :
“Tenang aja, kita kan duduk di belakang
ini”
Idah :
“Bener juga.. mudah-mudahan aja aman”
Ijah :
“Kita udah berpengalaman nyaris 3 tahun..
lagipula, banyak kan pengikut kita.. so keep calm and nyontek~”
Ujian sekolah pun dimulai. Seperti biasa para siswa berjamaah
menyontek. Kalkulator dan buku di kolong meja, tangan kiri menggenggam
handphone, tangan kanan sibuk memberikan kode, dan lembar jawaban yang terus
berpindah tangan. Saat Ijah sedang sibuk dengan handphone nya, sang pengawas
datang menerkam.
Bapak Pengawas : “Handphone
nya bagus sekali, boleh buat bapak?”
Mengetahui arti dari kata-kata itu, dan teringat dengan hukuman
apa yang akan ia hadapi kelak, dengan sigap Ijah mengelak.
Ijah :
“Bapak! Barusan saya dapat sms Pak!
Hiks.. hiks.. hiks.. (berpura-pura menangis tersedu-sedu)”
Bapak Pengawas :
“Dapat sms apa? Anda gagal mengakses
kunci jawaban?”
Ijah :
“Kakek saya meninggal pak!! Hiks.. hiks..
hiks.. bagaimana ini pak? Saya harus segera pulang, padahal saya masih ingin
mengerjakan soal yang sangat menakjubkan ini”
Bapak Pengawas :
“Tidak usah dipikirkan..”
Ketua Kelas :
“Tidak usah dipikirkan.. yang sudah mati
biarkanlah mati, dan kau harus tetap melaksanakan ujian”
Bapak Pengawas :
“Bapak turut prihatin ya Ijah,
bergegaslah pulang”
Ijah :
“Baiklah kalau begiru pak, saya akan
segera bergegas pulang”
Ijah pun pergi meninggalkan kelas dengan rasa lega yang luar
biasa biasa saja(?). Keesokan harinya ia pun berbincang-bincang kembali dengan
teman-teman nya.
Inem : “Alibi
kamu waktu itu bagus banget jah”
Idah : “Oh
jadi bohongan yah?”
Inem :
“Idah, apa kau lupa.. kita bertiga ini
kan dari panti asuhan yang sama”
Ijah :
“Aku bahkan tidak tahu, apakah aku punya
kakek atau tidak”
Idah :
“Oh ya, selamat kau telah lolos dari
hukuman, tapi kau melewatkan sesuatu yang paling penting”
Ijah :
“Benarkah? Tapi aku akan dapat uang dari
osis hahaha”
Inem :
“Bapak Pengawas yang ganas itu, memberi
tahukan kunci jawaban secara masal di kelas”
Idah :
“Yup! Jadi kami pasti akan mendapat nilai
seratus untuk ujian kemarin, tapi kau harus mengerjakan ujian susulan seorang
diri. Selamat!”
Ijah pun pingsan seketika.
Abstraksi :
1 jam menjelang Ujian Sekolah SMAN 1 Watir, tiga siswa watir sedang
berbincang-bincang
Orientasi :
Ujian sekolah pun dimulai. Seperti biasa para siswa berjamaah menyontek.
Kalkulator dan buku di kolong meja, tangan kiri menggenggam handphone, tangan
kanan sibuk memberikan kode, dan lembar jawaban yang terus berpindah tangan
Krisis :
Saat Ijah sedang sibuk dengan handphone nya, sang pengawas datang menerkam
Reaksi :
Dengan sigap Ijah mengelak bahwa ia mendapatkan kabar bahwa kakeknya telah
meninggal
Koda :
Ijah pingsan setelah mendengar bahwa bapak pengawas memberi tahukan kunci
jawaban secara masal di kelas, sementara ia harus melakukan ujian susulan seorang
diri
No comments:
Post a Comment