November 15, 2012

Cerpen 'Mistery Fantasy of School'


Mistery Fantasy of School

Suatu malam di sebuah kelas di JK yaitu sekolah khusus untuk laki-laki, terdapat tiga orang siswa yang sedang mengerjakan tugas mereka. Mereka bernama Ray, Ricky, dan Reno. Saat siswa lainnya sudah berada di asramanya masing-masing, mereka bertiga memutuskan untuk tetap berada di kelas untuk mengerjakan tugas mereka. Sebenarnya mereka tidak terlalu serius belajar, mereka malah lebih banyak bercanda. Saat malam tiba mereka tetap asyik bermain, padahal satpam sekolah juga telah memperingati mereka agar pulang segera, tapi mereka tetap menghiraukannya.Karena harus segera pulang sang satpam memberikan kunci gerbang utama kepada Ray.
Saat malam semakin larut, keadaan sekolah pun semakin membuat takut. Ricky yang sedikit penakut, mencoba meyakinkan teman-temannya untuk pulang ke asrama “Ray.. Reno.. sekolah ini semakin terlihat menyeramkan bukan? Tidakkah seharusnya kita kembali ke asrama saja”, “Kau takut kan? Dasar pecundang” jawab Reno, “Sudahlah.. cepat kerjakan tugas kalian, dan kita akan segera pulang”timpal Ray. Setelah cukup lama akhirnya tugas mereka pun selesai, mereka pun segera beranjak dari tempat duduknya masing-masing untuk menuju ke asrama.
Saat mereka berkemas, mereka mendengar suara-suara aneh dan mengerikan. Sontak Ricky bergumam kembali “Suara apa itu? Apakah hantu? Sudah ku bilang seharus kita pulang sedari tadi”. Temannya yang lain tidak terlalu mempedulikan gumamman Ricky, dan terus berjalan menuju gerbang utama.
Cukup banyak kelas yang harus mereka lewati untuk menuju gerbang utama. Saat mereka melewati suatu kelas, Reno melihat sesosok wanita yang sedang duduk tertungkul dan jika dilihat-lihat wajahnya sangat pucat dan cukup menyeramkan. Dengan sedikit bingung Reno berkata “Bukankah sekolah kita ini khusus untuk laki-laki dan seluruh guru pun laki-laki? Tapi kenapa ada wanita di kelas itu, mukanya pucat lagi?”, “Jangan-jangan... itu... ha..ha.. hantu!!” jawab Ricky, “Aishh! Kau benar, wajah pucat.. rambut panjang.. dan sangat menakutkan”.
Dan sontak Ricky dan Reno berteriak kencang secara bersamaan, dan membuat Ray sedikit kesal “Tidak bisakah kalian tenang!” Ray pun mempercepat langkahnya menuju gerbang utama, yang diikuti Reno dan Ricky.
Namun setelah sampai di gerbang utama, kunci yang diberikan sang satpam tidak cocok. Ray terus berusaha menekan dan memutar kunci itu berulang kali, namun tidak ada hasilnya. Mereka bertiga pun memutuskan untuk pulang melalui gerbang belakang, walaupun jalan menuju kesana sangat jauh.
Saat kembali memasuki sekolah mereka tercengang melihat cat sekolah mereka yang asalnya berwarna biru menjadi merah karena tertutupi oleh darah, dan cahaya benderang bulan purnama yang menyusup melalui jendela sekolah semakin membuat mereka takut. Mereka pun berlari sekuat tenaga menuju gerbang belakang berharap bisa segera keluar dari sekolah itu.
Saat mereka tergopoh-gopoh berlari dengan diliputi rasa takut yang maha dahsyat, Ricky tersandung oleh sebuah tangan yang entah berasal darimana, dan itu membuat lutut kirinya terluka, tapi ia terus berlari. Suara-suara aneh makin jelas terdengar dan barang-barang disekitar mereka terus berguncang, entah ada apa sebenarnya.
Akhirnya mereka pun sampai di gerbang belakang, seharusnya gerbang itu tidak terkunci, tapi setelah mereka mencoba membukanya pintu itu benar-benar terkunci. Seakan ada orang lain yang menarik pintu itu dari arah yang berlawanan, pintu itu benar-benar sulit untuk dibuka. Namun mereka tidak menyerah begitu saja, Ray terus mendobrak pintu itu hingga bahunya memar, dan Reno terus berusaha memutar-mutar gagang pintu hingga tangannya lecet, namun tetap tidak ada hasilnya pula.
Tiba-tiba ruangan itu terlihat menyusut, tentu saja itu membuat mereka bertiga kaget. Ruangan itu semakin mengecil dan terus mengecil disertai suara-suara yang menyeramkan. Hal itu benar-benar membuat mereka ketakutan, sehingga mereka bertiga kehilangan kesadaran.
Saat mereka terbangun, mereka teramat sangat bingung. Ternyata mereka sedang berada di dalam kelas mereka sendiri, tepat disaat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam hati Ray bertanya-tanya ada apa ini, apa semua itu hanya mimpi? tapi aku yakin itu semua benar-benar terjadi, apakah waktu yang berputar? Tapi bagaimana mungkin?. Setelah berfikir keras, Ray segera menengok pada Ricky dan Reno yang duduk di belakannya. Setelah melihat luka ditangan Reno dan merasakan sakit pada bahunya, Ray segera memeriksa lutut Ricky. Dan dugaannya itu benar, ada luka di lutut kiri temannya itu.
Dan mereka bertiga pun saling bertukar senyum penuh arti, mereka bertiga tahu bahwa kejadian yang baru mereka alami itu adalah kenyataan. Sejak saat itu mereka sepakat untuk tidak memberitahu siapapun dan memendam pengalaman itu di benak mereka masing-masing. Dan tentu saja mereka tidak akan pulang melebihi waktunya, dan akan lebih menghargai waktu.

The End

No comments:


\