Mistery Fantasy of School
Suatu malam di sebuah
kelas di JK yaitu sekolah khusus untuk laki-laki, terdapat tiga orang siswa
yang sedang mengerjakan tugas mereka. Mereka bernama Ray, Ricky, dan Reno. Saat
siswa lainnya sudah berada di asramanya masing-masing, mereka bertiga
memutuskan untuk tetap berada di kelas untuk mengerjakan tugas mereka.
Sebenarnya mereka tidak terlalu serius belajar, mereka malah lebih banyak
bercanda. Saat malam tiba mereka tetap asyik bermain, padahal satpam sekolah
juga telah memperingati mereka agar pulang segera, tapi mereka tetap
menghiraukannya.Karena harus segera pulang sang satpam memberikan kunci gerbang
utama kepada Ray.
Saat malam semakin larut, keadaan sekolah pun semakin membuat
takut. Ricky yang sedikit penakut, mencoba meyakinkan teman-temannya untuk
pulang ke asrama “Ray.. Reno.. sekolah ini semakin terlihat menyeramkan bukan? Tidakkah
seharusnya kita kembali ke asrama saja”, “Kau takut kan? Dasar pecundang” jawab
Reno, “Sudahlah.. cepat kerjakan tugas kalian, dan kita akan segera
pulang”timpal Ray. Setelah cukup lama akhirnya tugas mereka pun selesai, mereka
pun segera beranjak dari tempat duduknya masing-masing untuk menuju ke asrama.
Saat mereka berkemas, mereka mendengar suara-suara aneh dan
mengerikan. Sontak Ricky bergumam kembali “Suara apa itu? Apakah hantu? Sudah
ku bilang seharus kita pulang sedari tadi”. Temannya yang lain tidak terlalu
mempedulikan gumamman Ricky, dan terus berjalan menuju gerbang utama.
Cukup banyak kelas
yang harus mereka lewati untuk menuju gerbang utama. Saat mereka melewati suatu
kelas, Reno melihat sesosok wanita yang sedang duduk tertungkul dan jika
dilihat-lihat wajahnya sangat pucat dan cukup menyeramkan. Dengan sedikit
bingung Reno berkata “Bukankah sekolah kita ini khusus untuk laki-laki dan
seluruh guru pun laki-laki? Tapi kenapa ada wanita di kelas itu, mukanya pucat
lagi?”, “Jangan-jangan... itu... ha..ha.. hantu!!” jawab Ricky, “Aishh! Kau
benar, wajah pucat.. rambut panjang.. dan sangat menakutkan”.
Dan sontak Ricky dan
Reno berteriak kencang secara bersamaan, dan membuat Ray sedikit kesal “Tidak
bisakah kalian tenang!” Ray pun mempercepat langkahnya menuju gerbang utama,
yang diikuti Reno dan Ricky.
Namun setelah sampai di gerbang utama, kunci yang diberikan sang
satpam tidak cocok. Ray terus berusaha menekan dan memutar kunci itu berulang
kali, namun tidak ada hasilnya. Mereka bertiga pun memutuskan untuk pulang
melalui gerbang belakang, walaupun jalan menuju kesana sangat jauh.
Saat kembali memasuki sekolah mereka tercengang melihat cat
sekolah mereka yang asalnya berwarna biru menjadi merah karena tertutupi oleh
darah, dan cahaya benderang bulan purnama yang menyusup melalui jendela sekolah
semakin membuat mereka takut. Mereka pun berlari sekuat tenaga menuju gerbang
belakang berharap bisa segera keluar dari sekolah itu.
Saat mereka tergopoh-gopoh berlari dengan diliputi rasa takut yang
maha dahsyat, Ricky tersandung oleh sebuah tangan yang entah berasal darimana,
dan itu membuat lutut kirinya terluka, tapi ia terus berlari. Suara-suara aneh
makin jelas terdengar dan barang-barang disekitar mereka terus berguncang,
entah ada apa sebenarnya.
Akhirnya mereka pun sampai di gerbang belakang, seharusnya gerbang
itu tidak terkunci, tapi setelah mereka mencoba membukanya pintu itu
benar-benar terkunci. Seakan ada orang lain yang menarik pintu itu dari arah
yang berlawanan, pintu itu benar-benar sulit untuk dibuka. Namun mereka tidak
menyerah begitu saja, Ray terus mendobrak pintu itu hingga bahunya memar, dan
Reno terus berusaha memutar-mutar gagang pintu hingga tangannya lecet, namun
tetap tidak ada hasilnya pula.
Tiba-tiba ruangan itu terlihat menyusut, tentu saja itu membuat
mereka bertiga kaget. Ruangan itu semakin mengecil dan terus mengecil disertai
suara-suara yang menyeramkan. Hal itu benar-benar membuat mereka ketakutan,
sehingga mereka bertiga kehilangan kesadaran.
Saat mereka terbangun, mereka teramat sangat bingung. Ternyata
mereka sedang berada di dalam kelas mereka sendiri, tepat disaat kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Dalam hati Ray bertanya-tanya ada apa
ini, apa semua itu hanya mimpi? tapi aku yakin itu semua benar-benar terjadi,
apakah waktu yang berputar? Tapi bagaimana mungkin?. Setelah berfikir
keras, Ray segera menengok pada Ricky dan Reno yang duduk di belakannya.
Setelah melihat luka ditangan Reno dan merasakan sakit pada bahunya, Ray segera
memeriksa lutut Ricky. Dan dugaannya itu benar, ada luka di lutut kiri temannya
itu.
Dan mereka bertiga
pun saling bertukar senyum penuh arti, mereka bertiga tahu bahwa kejadian yang
baru mereka alami itu adalah kenyataan. Sejak saat itu mereka sepakat untuk
tidak memberitahu siapapun dan memendam pengalaman itu di benak mereka
masing-masing. Dan tentu saja mereka tidak akan pulang melebihi waktunya, dan
akan lebih menghargai waktu.
The End
No comments:
Post a Comment