Shofa Fikriyah N
J&H
Di sebuah SMA Daegu
terdapat beberapa pria yang sangat menonjol di sekolah itu yaitu, Lee Seunghoon,
Kim Hye Soo, dan Kang Jeongfa. Diantara meraka yang paling menonjol adalah Kang
Jeongfa, ia terkenal karena kepintaran dan keramahannya. Ketiga pria itu
memiliki segudang prestasi dan talenta sehingga tidak aneh lagi jika seluruh
wanita di SMA Daegu menyukai mereka.
Suatu hari, di sebuah kelas ada seorang wanita yang terus memandangi Jeongfa, dengan polosnya ia bertanya “ada apa? Apa yang salah denganku? ” wanita itu pun tersipu malu karena akhirnya Jeongfa membalas tatapannya.
Setelah jam pelajaran berakhir Jeongfa pergi untuk bertemu teman-temannya di sebuah caffe. Setelah sampai di caffe ia berbincang bersama teman-temannya, mereka berencana untuk pergi berlibur di awal musim panas ini dan tempat yang akan mereka kunjungi kali ini adalah Pantai Sardinia .
Setelah mempersiapkan semuanya Jeongfa cs pergi menuju bandara, disana Jeongfa bertemu wanita yang memandanginya kemarin, dan ternyata gadis itu adalah adiknya Kim Hye Soo, yaitu Kim Hyemi. Lalu Seunghoon bertanya “Dia adikmu? Kau tidak pernah mengatakan jika kau memiliki adik?” Hye Soo menjawab “Maaf karena aku tidak pernah mengatakannya pada kalian, dia Hyemi ia baru pulang dari Jepang dan sekarang ia bersekolah di sekolah kita”. Dan sekarang giliran Jeongfa yang memandangi Hyemi, ia penasaran kepada Hyemi. Di dalam hatinya Jeongfa terus bertanya-tanya “Dia adiknya Hye Soo?? Siapa sebenarnya dia? Kenapa waktu itu dia memandangiku? Apakah aku memiliki kesalahan padanya? Apa dia memiliki dendam padaku?”. Dengan wajah bingung ia memandangi Hyemi, Hye Soo yang melihat raut wajah Jeongfa langsung mengucapkan “Apa yang kau lihat? Baru melihat wanita cantik yaa...kekkeke^^” dengan sinis Jeongfa menjawab “Huuh~ apa yang kau maksud hah?” Lalu Seunghoon memotong pembicaraan mereka “Sudahlah, pesawat akan segera mendarat, jadi persiapkan diri kalian”, pesawatpun mendarat. Sesampainya di hotel mereka segera memasuki kamar masing-masing, saat memasuki kamar Jeongfa segera berbaring di kasurnya, lalu ia mengingat perkataan Hye Soo, dan berfikir “Dilihat-lihat adiknya Hye Soo cantik juga xD Tapi apa salahku????”
Suatu hari, di sebuah kelas ada seorang wanita yang terus memandangi Jeongfa, dengan polosnya ia bertanya “ada apa? Apa yang salah denganku? ” wanita itu pun tersipu malu karena akhirnya Jeongfa membalas tatapannya.
Setelah jam pelajaran berakhir Jeongfa pergi untuk bertemu teman-temannya di sebuah caffe. Setelah sampai di caffe ia berbincang bersama teman-temannya, mereka berencana untuk pergi berlibur di awal musim panas ini dan tempat yang akan mereka kunjungi kali ini adalah Pantai Sardinia .
Setelah mempersiapkan semuanya Jeongfa cs pergi menuju bandara, disana Jeongfa bertemu wanita yang memandanginya kemarin, dan ternyata gadis itu adalah adiknya Kim Hye Soo, yaitu Kim Hyemi. Lalu Seunghoon bertanya “Dia adikmu? Kau tidak pernah mengatakan jika kau memiliki adik?” Hye Soo menjawab “Maaf karena aku tidak pernah mengatakannya pada kalian, dia Hyemi ia baru pulang dari Jepang dan sekarang ia bersekolah di sekolah kita”. Dan sekarang giliran Jeongfa yang memandangi Hyemi, ia penasaran kepada Hyemi. Di dalam hatinya Jeongfa terus bertanya-tanya “Dia adiknya Hye Soo?? Siapa sebenarnya dia? Kenapa waktu itu dia memandangiku? Apakah aku memiliki kesalahan padanya? Apa dia memiliki dendam padaku?”. Dengan wajah bingung ia memandangi Hyemi, Hye Soo yang melihat raut wajah Jeongfa langsung mengucapkan “Apa yang kau lihat? Baru melihat wanita cantik yaa...kekkeke^^” dengan sinis Jeongfa menjawab “Huuh~ apa yang kau maksud hah?” Lalu Seunghoon memotong pembicaraan mereka “Sudahlah, pesawat akan segera mendarat, jadi persiapkan diri kalian”, pesawatpun mendarat. Sesampainya di hotel mereka segera memasuki kamar masing-masing, saat memasuki kamar Jeongfa segera berbaring di kasurnya, lalu ia mengingat perkataan Hye Soo, dan berfikir “Dilihat-lihat adiknya Hye Soo cantik juga xD Tapi apa salahku????”
Keesokan harinya, Jeongfa
cs berencana mengunjungi sebuah pantai, lalu mereka berkumpul di lobi hotel.
Jeongfa dan Hyemi bertemu merekapun saling memandang, dan mereka pun saling
jatuh cinta.
Di mobil mereka mencoba berkenalan lebih dekat lagi, Hye Soo yang duduk disamping mereka pura-pura tidak mendengar sambil mendengarkan musik, dan Seunghoon yang mendengar mereka berbincang mencoba untuk tidak tertawa sambil menyetir.
Di mobil mereka mencoba berkenalan lebih dekat lagi, Hye Soo yang duduk disamping mereka pura-pura tidak mendengar sambil mendengarkan musik, dan Seunghoon yang mendengar mereka berbincang mencoba untuk tidak tertawa sambil menyetir.
Merekapun sampai di tempat
tujuan, Jeongfa dan Seunghoon pergi berselancar menaklukan ombak, sedangkan
Hyemi sedang menceritakan isi hatinya kepada sang kakak Hye Soo. Hyemi bertanya
pada kakaknya “Kak, bisakah kau ceritakan orang seperti apakah Jeongfa? Dan apa
kesukaannya?” Dengan sinis ia berkata “Jangan bilang kau menyukai Jeongfa, dia
sudah aku anggap sebagai adikku juga” Hyemi menjawab “Aku benar-benar tidak
bisa membohongi perasaanku, aku rasa aku mencintainya. Dia sangan baik dan
manis, dia bisa membuatku gila!!” Hye Soo menjawab “Dasar anak kecil.... aku
akui ia memang hampir sempurna, tapi kau tidak boleh berharap terlalu tinggi”.
“Bukannya mendukung adikmu, kau malah menurunkan kepercayaan diriku, dasar Hye
Soo jelek...!!” Hye Soo berbalik dan melemparkan sandal pada Hyemi.
Setelah puas bermain
mereka pun kembali ke hotel, Seunghoon memutuskan untuk satu kamar dengan
Jeongfa. Di kamarnya Jeongfa sedang memikirkan Hyemi, ia melamun sambil
senyum-senyum sendiri, melihat itu Seunghoon khawatir dan menegur Jeongfa “Ada
apa denganmu? Kau baik-baik saja?” Jeongfa menjawab “Aku tidak baik-baik saja,
ada seseorang yang telah mencuri hatiku. Apa ini yang dinamakan cinta? J”
Dengan senang Seunghoon
menjawab “Akhirnya kau jatuh cinta juga Jeongfa, selamat ya..., tapi dengan
siapa? Kau harus segera mendapatkannya”
Jeongfa menjawabnya dengan
senyuman, Seunghoonpun kembali bertanya “Apakah Hyemi?” Jeongfa menjawab “Anak
pintar xD Aku berencana menyatakan perasaanku besok” Seunghoon memberi semangat
pada Jeongfa “Wuuuw~ Aku berharap yang terbaik untukmu teman ;)”
Keesokan harinya Jeongfa
mengajak Hyemi untuk makan malam, Hyemi berdandan secantik mungkin untuk
membuat Jeongfa tertarik.
Di sebuah restaurant Jeongfa menyatakan perasaannya pada Hyemi “Aku tahu kita baru berkenalan dan belum tahu satu sama lain, tapi aku tidak dapat mengendalikan perasaanku lagi, aku juga tahu aku bukan pria sempurna, tapi bisakah kau menerima semua kekuranganku?” saat Jeongfa mengatakan itu Hyemi tidak berkedip ia hanya bisa menggigit jarinya. Lalu Hyemi menganggukan kepalanya dan menangis bahagia.
Di sebuah restaurant Jeongfa menyatakan perasaannya pada Hyemi “Aku tahu kita baru berkenalan dan belum tahu satu sama lain, tapi aku tidak dapat mengendalikan perasaanku lagi, aku juga tahu aku bukan pria sempurna, tapi bisakah kau menerima semua kekuranganku?” saat Jeongfa mengatakan itu Hyemi tidak berkedip ia hanya bisa menggigit jarinya. Lalu Hyemi menganggukan kepalanya dan menangis bahagia.
Dengan nada gembira
Jeongfa berkata “Benarkah?” Hyemi berkata “Ya, aku mencintaimu” Jeongfa berkata
“Kenapa kau menangis? Aku juga mencintaimu, sangat mencintaimu” Hyemi terus
menangis bahkan lebih keras, Jeongfa pun berdiri dan memeluk Hyemi sambil
berkata “sudah...jangan menangis, aku ada disini”
Sejak malam itu mereka,
Jeongfa dan Hyemi saling mencintai, saling
melindungi, dan tidak terpisahkan.
Dua tahun telah berlalu
mereka tetap saling mencintai, akhirnya mereka lulus dan menyusul Seunghoon dan
Hye Soo ke University Seoul.
Sama seperti sebelumnya di university ini juga Jeongfa memiliki banyak penggemar. Suatu hari Hyemi pergi untuk menghampiri Jeongfa, tapi disebrang jalan ia melihat Jeongfa sedang berpelukan dengan wanita lain.
Sama seperti sebelumnya di university ini juga Jeongfa memiliki banyak penggemar. Suatu hari Hyemi pergi untuk menghampiri Jeongfa, tapi disebrang jalan ia melihat Jeongfa sedang berpelukan dengan wanita lain.
Walaupun ia percaya pada
Jeonghoon ia sangat marah saat melihat kejadian itu, dengan rasa cemburu yang
menguasai pikirannya, Hyemi berencana menegur Jeongfa, tidak disangka saat ia
menyebrang ada bus yang melaju dengan kecepatan tinggi dan menghantam Hyemi, Hyemi
pun segera dilarikan ke rumah sakit. Setelah mendengar kabar buruk bahwa Hyemi
kecelakaan Jeongfa langsung pergi ke rumah sakit tempat Hyemi dirawat.
Jeongfa terus duduk disamping tempat tidur Hyemi sambil menangis dan berdo’a. Setelah beberapa jam Hyemi pun terbangun, ia tersenyum ketika melihat Jeongfa yang sedang tertidur di sampingnya. Jeongfa segera terbangun dan langsung melontarkan banyak pertanyaan pada Hyemi “Apa yang kau lakukan? Kenapa bisa terjadi hal seperti ini? Tidak bisakah kau lebih berhati-hati? Tidak tahukah kau betapa aku sangat mengkhawatirkanmu?” Hyemi teringat akan kejadian yang ia lihat sebelumnya, dengan nada tinggi ia berkata “Siapa wanita yang kau peluk tadi? Apakah kau selingkuh di belakangku? Kenapa kau lakukan ini padaku?!” Jeongfa tertawa “khakhkha!!! Kau pikir aku selingkuh? Ia saudaraku, apakah kau kecelakaan karena cemburu??......kenapa kau bisa menjadi seceroboh ini Hyemi? Kau tahu aku hanya mencintaimu” Hyemi menjawab “Aku tahu aku salah, maafkan aku” Jeongfa kembali meyakinkan Hyemi “Kau tidak salah. Hey! Kim Hyemi, dengarkan aku. Aku amat sangat mencintaimu, perasaanku tidak akan pernah berubah, aku berjanji bahwa aku akan selalu ada di sampingmu sekarang, besok, dan selamanya” Hyemi menjawab sambil menangis “Kang Jeongfa...........ToT, aku juga akan mencoba menjadi yang kau inginkan, bahkan lebih”
Setelah malam tiba Hyemi menyuruh Jeongfa untuk pulang “Jeongfa kau sudah terlalu lelah, sebaiknya kau pulang dan beristirahat”.
Jeongfa terus duduk disamping tempat tidur Hyemi sambil menangis dan berdo’a. Setelah beberapa jam Hyemi pun terbangun, ia tersenyum ketika melihat Jeongfa yang sedang tertidur di sampingnya. Jeongfa segera terbangun dan langsung melontarkan banyak pertanyaan pada Hyemi “Apa yang kau lakukan? Kenapa bisa terjadi hal seperti ini? Tidak bisakah kau lebih berhati-hati? Tidak tahukah kau betapa aku sangat mengkhawatirkanmu?” Hyemi teringat akan kejadian yang ia lihat sebelumnya, dengan nada tinggi ia berkata “Siapa wanita yang kau peluk tadi? Apakah kau selingkuh di belakangku? Kenapa kau lakukan ini padaku?!” Jeongfa tertawa “khakhkha!!! Kau pikir aku selingkuh? Ia saudaraku, apakah kau kecelakaan karena cemburu??......kenapa kau bisa menjadi seceroboh ini Hyemi? Kau tahu aku hanya mencintaimu” Hyemi menjawab “Aku tahu aku salah, maafkan aku” Jeongfa kembali meyakinkan Hyemi “Kau tidak salah. Hey! Kim Hyemi, dengarkan aku. Aku amat sangat mencintaimu, perasaanku tidak akan pernah berubah, aku berjanji bahwa aku akan selalu ada di sampingmu sekarang, besok, dan selamanya” Hyemi menjawab sambil menangis “Kang Jeongfa...........ToT, aku juga akan mencoba menjadi yang kau inginkan, bahkan lebih”
Setelah malam tiba Hyemi menyuruh Jeongfa untuk pulang “Jeongfa kau sudah terlalu lelah, sebaiknya kau pulang dan beristirahat”.
Awalnya Jeongfa menolak
meninggalkan Hyemi sendiri, untungnya Hye Soo dan Seunghoon datang, jadi
Jeungfa bisa tenang meninggalkan Hyemi “Aku akan kembali sesegera mungkin! ^^v”
seru Jeongfa berjalan keluar.
Setelah melihat keadaan
Hyemi Seunghoon pun pamit untuk pulang. Jadi hanya ada Hye Soo dan Hyemi, Hye
Soo pun mencoba mengatakan yang sebenarnya mengenai penyakit yang diderita
Hyemi. Hye Soo menjelaskan sambil menangis “Hyemi ada yang ingin aku katakan,
dokter yang merawatmu bilang bahwa pembulu darah otakmu akan segera pecah, jadi
kau hanya memiliki sedikit waktu” Mendengar apa yang diucapkan kakaknya Hyemi
merasa sangat sedih dan kecewa, ia berteriak sambil menangis “Jeongfa!!~~~~~~”
Lalu Hyemi memohon kepada kakaknya untuk tidak mengatakan penyakitnya pada Jeongfa, Hye Soo hanya bisa mengangguk dan memenuhi permintaan terakhir adiknya.
Lalu Hyemi memohon kepada kakaknya untuk tidak mengatakan penyakitnya pada Jeongfa, Hye Soo hanya bisa mengangguk dan memenuhi permintaan terakhir adiknya.
Tengah malam Jeongfa
kembali menuju kamar tempat Hyemi dirawat, saat masuk ia mengatakan “Sudah
kukira tidak ada yang menemanimu disini, untung pangeranmu ada disini
kekkeke... Dimana Hye Soo-hyung?” Hyemi yang sedang menangis segera menghapus
air matanya dan berkata “Kau ini~ Hye Soo-hyung sudah pulang” lalu Jeongfa
meledek Hye Soo “bukannya menjaga adiknya, dia malah pulang? Kakak yang aneh
xD”
Sepanjang malam Jeongfa terus bercanda tanpa mengetahui penderitaan yang akan dihadapinya nanti. Lalu Jeongfa membujuk Hyemi untuk tidur karena sudah terlalu malam “Hyemi sebaiknya kau tidur, sekarang sudah larut malam” Hyemi menjawab “Aku tidak ingin tidur, aku takut aku tidak bisa bangun lagi”. “Apa maksudmu?” tanya Jeongfa bingung, Hyemi pun mengalihkan pembicaraan “Jeongfa, jika ada waktu aku ingin melihat matahari terbit denganmu” Jeongfa menjawab “waktuku selalu tersedia untukmu, jika kau tidak ingin terlambat besok sebaiknya kau tidur sekarang, aku akan berada disini. Pejamkanlah matamu Hyemi”
Hyemi pun mencoba memejamkan matanya walaupun dibayangi rasa takut.
Keesokan harinya Jeongfa membangunkan Hyemi untuk melihat matahari terbit, lalu Hyemi pun terbangun dan melihat wajah Jeongfa yang sedang memandanginya, “Ternyata tuhan masih memberiku hidup” ucapnya dalam hati. Mereka berdua pun pergi ke balkon puncak rumah sakit tersebut, sambil menunggu matahari terbit mereka pun berbincang-bincang,
“Jeongfa, apakah kau bisa menjalani hidup tanpaku?” “aku tidak pernah membayangkannya, yang pasti itu akan sangat berat dan menyakitkan bagiku” “lalu jika aku pergi akankah kau menungguku?” “Aku akan selalu menunggumu, walaupun kau bilang kau tidak akan kembali dan meninggalkanku, aku akan tetap menunggumu kembali” “Jeongfa..tolong maafkan semua kesalahanku” “kau tidak pernah salah padaku, dimataku kau sangat sempurna. Seharusnya aku yang minta maaf Hyemi”
Sepanjang malam Jeongfa terus bercanda tanpa mengetahui penderitaan yang akan dihadapinya nanti. Lalu Jeongfa membujuk Hyemi untuk tidur karena sudah terlalu malam “Hyemi sebaiknya kau tidur, sekarang sudah larut malam” Hyemi menjawab “Aku tidak ingin tidur, aku takut aku tidak bisa bangun lagi”. “Apa maksudmu?” tanya Jeongfa bingung, Hyemi pun mengalihkan pembicaraan “Jeongfa, jika ada waktu aku ingin melihat matahari terbit denganmu” Jeongfa menjawab “waktuku selalu tersedia untukmu, jika kau tidak ingin terlambat besok sebaiknya kau tidur sekarang, aku akan berada disini. Pejamkanlah matamu Hyemi”
Hyemi pun mencoba memejamkan matanya walaupun dibayangi rasa takut.
Keesokan harinya Jeongfa membangunkan Hyemi untuk melihat matahari terbit, lalu Hyemi pun terbangun dan melihat wajah Jeongfa yang sedang memandanginya, “Ternyata tuhan masih memberiku hidup” ucapnya dalam hati. Mereka berdua pun pergi ke balkon puncak rumah sakit tersebut, sambil menunggu matahari terbit mereka pun berbincang-bincang,
“Jeongfa, apakah kau bisa menjalani hidup tanpaku?” “aku tidak pernah membayangkannya, yang pasti itu akan sangat berat dan menyakitkan bagiku” “lalu jika aku pergi akankah kau menungguku?” “Aku akan selalu menunggumu, walaupun kau bilang kau tidak akan kembali dan meninggalkanku, aku akan tetap menunggumu kembali” “Jeongfa..tolong maafkan semua kesalahanku” “kau tidak pernah salah padaku, dimataku kau sangat sempurna. Seharusnya aku yang minta maaf Hyemi”
“Jeongfa aku sangat
mencintaimu, walaupun takdir memisahkan kita hatiku tetap milikmu, aku akan
selalu menyayangimu” “Aku juga, percayalah kita akan selalu bersama” “ya aku
percaya, aku akan selalu mempercayaimu” “lihatlah, mataharinya sudah muncul.
Indah sekali, bukan?” “ya sangat indah” “tapi yang lebih indah adalah seseorang
yang ada disampingku sekarang, kau jauh lebih indah Hyemi. Aku harap kau akan
selalu berada disisiku” dalam hatinya Hyemi berbicara “Maafkan aku, sayangnya kita tidak bisa bersama, takdir menentang
kebahagian cinta kita, sekali lagi aku minta maaf” Air mata yang ia tahan
sejak tadi tidak terbendung lagi, untuk
yang terakhirkalinya ia berkata sambil memeluk Jeongfa dari belakang “Jeongfa
maafkan aku, aku akan selalu mencintaimu, aku akan sangat merindukanmu” Jeongfa
pun menjawabnya “aku juga mencintaimu” saat Jeongfa berbalik Hyemi meneteskan
air matanya yang terakhir dan jatuh ke pelukan Jeongfa, lalu Jeongfa menyadari
bahwa Hyemi telah meninggalkannya untuk selamanya. Jeongfa pun berteriak
“Hyemiiiiii!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Hye Soo yang sudah
memperhatikan mereka sejak tadi menghampiri Jeongfa dan berkata “menjadi
tabahlah, menjadi kuatlah untuknya”. Sambil menangis Jeongfa berkata “Hye Soo,
Hyemi.......Hyemi telah tiada!”
Sembari menunggu Hyemi diersihkan untuk dimakamkan, Jeongfa berlari ke rumahnya untuk mengambil sepasang cincin bertuliskan JH yang telah ia persipkan untuk melamar Hyemi. Sesampai di rumah sakit, Jeongfa berpesan kepada Hye Soo untuk memasangkan salah satu cincin ke jari manis Hyemi.
Saat pemakaman berlangsung Jeongfa tidak meneteskan air matanya, hingga orang-orang pergi Jeongfa tetap memandangi makam Hyemi, ia berkata
“Aku tidak menyangka kau akan pergi secepat ini
Apakah ini semua salahku?
Benarkah ini karena aku?
Hyemi, aku mohon maafkan aku Hyemi
Walaupun aku merengek menyebut-nyebut namamu,
Tidak bisakah kau menjawabku?
Disaat masa-masa terakhir kita,
Bahkan aku tidak bisa mengatakan selamat tinggal
Bagaimana bisa kau meninggalkanku seperti ini
Apa yang harus aku lakukan tanpamu?
Hidupku sangat berat tanpamu
Aku hanya ingin aku mati
Maafkan aku karena sekarang aku tidak berada disisimu
Aku hampir gila karena terlalu merindukanmu
Aku mencintaimu
Berbahagialah di surga
Tunggulah aku disana, hingga aku menyusulmu kesana
Maafkan aku, aku sangat mencintaimu”
Sembari menunggu Hyemi diersihkan untuk dimakamkan, Jeongfa berlari ke rumahnya untuk mengambil sepasang cincin bertuliskan JH yang telah ia persipkan untuk melamar Hyemi. Sesampai di rumah sakit, Jeongfa berpesan kepada Hye Soo untuk memasangkan salah satu cincin ke jari manis Hyemi.
Saat pemakaman berlangsung Jeongfa tidak meneteskan air matanya, hingga orang-orang pergi Jeongfa tetap memandangi makam Hyemi, ia berkata
“Aku tidak menyangka kau akan pergi secepat ini
Apakah ini semua salahku?
Benarkah ini karena aku?
Hyemi, aku mohon maafkan aku Hyemi
Walaupun aku merengek menyebut-nyebut namamu,
Tidak bisakah kau menjawabku?
Disaat masa-masa terakhir kita,
Bahkan aku tidak bisa mengatakan selamat tinggal
Bagaimana bisa kau meninggalkanku seperti ini
Apa yang harus aku lakukan tanpamu?
Hidupku sangat berat tanpamu
Aku hanya ingin aku mati
Maafkan aku karena sekarang aku tidak berada disisimu
Aku hampir gila karena terlalu merindukanmu
Aku mencintaimu
Berbahagialah di surga
Tunggulah aku disana, hingga aku menyusulmu kesana
Maafkan aku, aku sangat mencintaimu”
Karena kesedihan yang
mendalam Jeongfa tidak kuat menopang tubuhnya lalu ia pun terjatuh dan
berbaring di sebelah makam Hyemi sambil menatap langit ia mengeluh dalam hati “Tuhan, mengapa kau ambil dia? kenapa kau
mengambilnya secepat ini? Kenapa kau melarang kami bersama? Kenapa kau melarang
kami bahagia? Tidak bisakah kau kembalikan dia padaku? biarkan aku melihatnya
sekali lagi, jika tidak ambilah nyawaku, tolong biarkan aku bersamanya” Jeongfa pun pingsan di sebelah makam Hyemi.
Sudah hampir lima bulan
Hyemi meninggal, Jeongfa masih terlalut dalam kesedihannya, ia terus
membayangkan Hyemi, ia berfikir tidak ada gunanya lagi ia hidup, beberapa kali
ia mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Ia tidak menyangka kisah cinta yang
begitu manis bisa menjadi sepedih ini. Sejak Hyemi meninggalkannya Jeongfa
hidup tanpa gairah, bagaikan capung yang kehilangan sayapnya yang terbawa oleh
arus sungai yang tidak bisa berbuat apapun dan hanya bisa menunggu predator.
Karena terlalu berlebihan menangis dan bersedih dalam waktu yang lama, Jeongfa mengalami kebutaan pada mata sebelah kirinya dan memiliki kanker pada paru-parunya. Keluarga dan teman-temannya menyarankan Jeongfa untuk melakukan operasi, tetapi Jeongfa menolak karena berfikir bahwa penyakit inilah yang akan membawanya bertemu Hyemi.
Suatu hari ia merasa sangat merindukan Hyemi, walaupun kondisi tubuhnya lemah, bahkan tidak diperbolehkan berjalan, ia pergi dengan energi yang tersisa untuk mengunjungi makam Hyemi. Sesampainya disana Jeongfa langsung terjatuh di sebelah makam Hyemi, ia tidak memiliki tenaga untuk berdiri, bahkan ia tidak mampu menggerakan tubuhnya.
Dengan posisi menghadap makam Hyemi, ia berbisik “Hyemi ini saatnya. Aku akan menyusulmu sekarang, tunggu aku. Aku mencintaimu”.
Akhirnya Tuhan membiarkan mereka untuk bersama.
Hye Soo dan Seunghoon yang berniat menjenguk Jeongfa terkejut ketika mereka melihat kamar Jeongfa kosong, Tanpa berfikir mereka segera menuju makam Hyemi. Ternyata benar dugaan mereka, mereka melihat Jeongfa terbaring kaku di sebelah makam Hyemi.
Karena terlalu berlebihan menangis dan bersedih dalam waktu yang lama, Jeongfa mengalami kebutaan pada mata sebelah kirinya dan memiliki kanker pada paru-parunya. Keluarga dan teman-temannya menyarankan Jeongfa untuk melakukan operasi, tetapi Jeongfa menolak karena berfikir bahwa penyakit inilah yang akan membawanya bertemu Hyemi.
Suatu hari ia merasa sangat merindukan Hyemi, walaupun kondisi tubuhnya lemah, bahkan tidak diperbolehkan berjalan, ia pergi dengan energi yang tersisa untuk mengunjungi makam Hyemi. Sesampainya disana Jeongfa langsung terjatuh di sebelah makam Hyemi, ia tidak memiliki tenaga untuk berdiri, bahkan ia tidak mampu menggerakan tubuhnya.
Dengan posisi menghadap makam Hyemi, ia berbisik “Hyemi ini saatnya. Aku akan menyusulmu sekarang, tunggu aku. Aku mencintaimu”.
Akhirnya Tuhan membiarkan mereka untuk bersama.
Hye Soo dan Seunghoon yang berniat menjenguk Jeongfa terkejut ketika mereka melihat kamar Jeongfa kosong, Tanpa berfikir mereka segera menuju makam Hyemi. Ternyata benar dugaan mereka, mereka melihat Jeongfa terbaring kaku di sebelah makam Hyemi.
Seunghoon berlari
menghampiri Jeongfa, sambil menangis Seunghoon memeriksa denyut nadi Jeongfa,
tidak bisa dipungkiri bahwa Tuhan telah membawanya kembali.
Seunghoon dan Hye Soo
menangisi kepergian Jeongfa, merekapun membicarakan Jeongfa dan Hyemi, “Hye
Soo-hyung,, apakah kita sedang bermimpi? Aku tidak dapat mempercayai semua ini”
“begitu juga aku, dalam jangka waktu yang dekat aku telah kehilangan adik dan
sahabat yang aku sayangi” “kenapa ini harus terjadi pada mereka? Dan kenapa aku
harus menyaksikan semua ini? Aku masih ingat dengan jelas saat-saat kita
berkumpul, saat kita bercanda, bahkan saat mereka melewati masa-masa manis
hingga pahit kita ada menyaksikannya ‘kan Hye Soo” “Kau benar, kita harus tegar
melewati semua ini karena mungkin inilah jalan yang terbaik untuk Jeongfa dan
Hyemi” “Aku tahu, aku berharap kejadian ini tidak akan terulang kembali, karena
aku tahu dengan baik betapa menderitanya mereka berdua” “Yang bisa kami lakukan
hanyalah mendo’akan kalian dari sini, aku berharap kalian bahagia disana,
Jeongfa dan Hyemi selamat tinggal” “Ya, aku berharap yang terbaik untuk kalian
berdua, berbahagialah”
Setelah ambulance menjemput jasat Jeongfa, Jeongfa pun segera dimakamkan di sebelah makam Hyemi, sedangkan Hye Soo dan Seunghoon menjalani kehidupan mereka masing-masing.
Setelah ambulance menjemput jasat Jeongfa, Jeongfa pun segera dimakamkan di sebelah makam Hyemi, sedangkan Hye Soo dan Seunghoon menjalani kehidupan mereka masing-masing.